Selasa, 18 November 2014

UNTUK YANG TERKHIANATI

Kesakitan hati karena terkhianati adalah sesuatu yang sulit sekali di sembuhkan. Kata maaf pun tidak cukup. Kenapa ada orang yang tega mengkianati cinta, persahabatan, atau di dunia pekerjaan sekalipun. Astaghfirullah,... semoga kita tidak termasuk orang orang yang demikian.

Pecahnya kaca tidak bisa di satukan kembali hanya dengan tambalan2 lem yang sangat kuat sekalipun, itu masih menyisakan bekas yang jelas terlihat. Sama halnya dengan hati kita yang sudah remuk dan hancur, sangat susah sekali untuk mengutuhkannnya kembali.

Jadi mesti bagaimana kita memperbaiki kaca kita sendiri? beli yang baru. Yup,...  singkirkan dan buang saja kaca yang telah hancur itu. Jangan di ingat2 lagi. Ikhlaskan. Dengan begitu kita bisa mensyukuri kaca yang baru.

Membeli kaca tidak semudah mencari seseorang pengganti si pengkianat, Insya Allah dengan berdoa, sabar dan ikhtiar, kita bisa mendapatkan yang lebih lebih dan lebih baik dari sebelumnya. Aamiin.

وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَلأجْرُ الآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (QS.16:41)

الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakal.(QS.16:42)

Rizqimu tahu di mana engkau

Mungkin kau tak tahu di mana rizqimu.Tapi rizqimu tahu di mana engkau.Dari langit, laut, gunung, & lembah; Rabb memerintahkannya menujumu..
Allah berjanji menjamin rizqimu. Maka melalaikan ketaatan padaNya demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminNya adalah kekeliruan berganda.

Tugas kita bukan mengkhawatiri rizqi atau bermuluk cita memiliki; melainkan menyiapkan jawaban "Dari Mana" & "Untuk Apa" atas tiap karunia.Betapa banyak orang bercita menggenggam dunia ;
 dia alpa bahwa hakikat rizqi bukanlah yang tertulis dalam angka ;

 tapi apa yang dinikmatinya.Betapa banyak orang bekerja membanting tulangnya, memeras keringatnya;

 demi angka simpanan gaji yang mungkin esok pagi ditinggalkannya mati.Maka amat keliru jika bekerja dimaknai mentawakkalkan rizqi pada perbuatan kita. Bekerja itu bagian dari ibadah. Sedang rizqi itu urusanNya.Kita bekerja tuk bersyukur, menegakkan taat & berbagi manfaat. Tapi rizqi tak selalu terletak di pekerjaan kita; 

Allah taruh sekehendakNya.Bukankah Hajar berlari 7x bolak-balik dari Shafa ke Marwah; tapi Zam-zam justru terbit di kaki bayinya? Ikhtiar itu laku perbuatan. Rizqi itu kejutan.Ia kejutan tuk disyukuri hamba bertaqwa; datang dari arah tak terduga. Tugasnya cuma menempuh jalan halal; Allah lah yang melimpahkan bekal.Sekali lagi; 

yang terpenting di tiap kali kita meminta & Allah memberi karunia ; jaga sikap saat menjemputnya & jawab soalanNya, "Buat apa?"Betapa banyak yang merasa memiliki manisnya dunia ; 

lupa bahwa semua hanya "hak pakai" yang halalnya akan dihisab & haramnya akan di'adzab.Banyak yang mencampakkan keikhlasan 'amal demi tambahan harta, plus dibumbui kata tuk bantu sesama ; 

lupa bahwa 'ibadah apapun semata atas pertolonganNya.Dengan itu kita mohon agar setiap tetes 
keringat dan jengkal langkah kita tercatat ikhlas Kpd-Nya sbg tanda bakti dan ibadah hanya untuk Allah semata... Wassalam


** Dari BC BBM