Sabtu, 23 November 2013

Ku Cinta Kau Apa Adanya

Rani hanya tersenyum kecut mengingat masa-masa bersama Vanno, mantannya. Kenangan manis & pahit seakan terkubur bersama berlalunya waktu.
“Honey…… “ Andre, pacar Rani mengagetkan lamunan Rani.
“Eh, Han.. koq lama pesen makannnya?”
“Sebenernya  sih ga lama. Cuman tadi ketemu teman lama di sana, jadinya ngobrol dulu.”
“Oia? Emang teman apa? Cowok pa cewek?”
“Cowok han, dulu temen nongkrong. Udah lama banget ga saling kontak.”
“Truz, napa tadi ga diajak makan bareng aja sekalian biar rame?”
“Ga Han, dy ma ceweknya. Katanya tadi buru2.”
“Ya udh yuk makan, laper nich” pinta Rani
Dinner malam itu adalah dinner yang kesekian kalinya di café langganan di wilayah Sidoarjo. Beralunan life music menjadi suasana begitu romantis.
“Han,kita udah jalan lumayan lama nich, mau kamu bawa kemana hubungan kita?” Tanya Rani sambil menikmati makan malamnya.
“Ciye,…… baru juga kmaren kita jadian udah dibilang lama….” Goda Andre.
“Ih, maren pa’an sih, orang mulai yang jaga café ini muda sampai mereka tua juga hahahha ….” Canda Rani.
“Iya ya, lama juga ternyta, tapi yang aku rasa baru kmaren deh kita jadian. Soalnya cinta aq ke kamu berasa daleem banget berbunga bunga gt deh kayak baru pertama jadian hehe…”
“Mulai deh guombalnya dikeluarin. Itu tuh mejanya basah, butuh gombal buat lap hahahah….”
“Hahaha… bisa aja kamu Han,………. “
Sejenak mereka terdiam … Alunan music yang slow, penerangan lampu yang agak remang2… (bukan tempat mesum loh ya hahhaha) menjadikan suasana semakin romatis. #Alunanmusicnya....
“Honey, tau ga, aq baru sadar kalo dari tadi di depanku ada bidadari…” Ujar Andre.
“Ah masa’ sih? Mana Han, aq mau tau secantik apa sih bidadari?”
“Ngaca aja sendiri, biar tau secantik apa bidadari malam ini… “ Ucap Andre bikin Rani tersenyum malu tanpa bisa berkata-kata….
“Han,… boleh Tanya sesuatu?”  lanjut Andre
“Apa Han?”
“Kira2 kamu mau ga jadi pendamping hidup aq dan menjadi ibu dr anak2 kita?” Tanya Andre sambil memberikan sebuah cincin ke Rani.
“So sweet…………….. apa aq mampu untuk menolaknya Han? Beribu kata iya aq ucapkan Han…. “
Dipakaikanlah sebuah cincin bermata satu yang berkilau indah di jari manis Rani. Satu kecupan di kening ditambah ucapan I LOVE U, semakin membuat hati Rani berbunga2 dan lega rasanya. Pada akhirnya dia di pinang kekasih yang sangat mencintainya.

                Gugup dan gelisah kini mengisi hari2 Rani. Semestinya bila seorang perempuan telah di pinang  akan membuatnya bahagia. Tapi tidak dengan Rani. Ada rasa yang terganjal selama ini yang tidak mampu dy ceritakan ke Andre.
                Ga terasa hari H pernikahan telah tiba. Rani terlihat sangat bahagia, tapi di sisi lain dy masih tetap gelisah.
“Entahlah…. Aq ingin masa laluku tidak merusak kebahagiaanq.” Ujar Rani dalam hati
Akad nikah pun berlangsung dengan khidmat, Rani menangis haru bukan hanya karena dy bahagia, tapi karena dy memulai kehidupan barunya dengan sebuah ketidak jujuran ke suaminya…..
Pesta meriah ditambah teman2 Rani & Andre yang hadir menambah kebahagiaan yang sangat luar biasa. Ucapan selamat dan doa, Rani dapat dari semua orang yang menyalaminya.
Malam pertama bersama suami, Rani menangis, takut dan ngerasa bersalah menghantuinya.
“Han, kenapa kamu menangis sayang?” Tanya Andre mesra
“Han, maafkan aq… aq telah bersalah ke kamu han….” Ucap Rani
“Bersalah gmn? Tenang dulu donk sayang jangan menangis… cerita aja gpp…”
“Han,… semestinya ini aq ceritakan ke kamu dari dulu, tapi karena aq takut kehilangan kamu dan merusak kebahagiaan kita, terpaksa aq tutup aib ini ke kamu.”
“Aib? Km ngomong apa Han… emang ada apa?” desak Andre udh mulai was was
“Sejujurnya han,… sebelumnya, aq pernah menikah dan hamil”
“Apa?” Andre mulai geram
“Maaf han,… aq hanya takut kehilangan kamu” tangisan Rani semakin menjadi jadi karena takut Andre marah dan meninggalkan dy.
Andre terdiam, ga disangka perempuan yang di nikahinya adalah bekas istri orang, tapi Andre yang dewasa tidak serta merta marah dan menyalahkan Rani.
“Sudah han, jangan menangis. Aq tau kq perasaan kamu. Kalo emang kamu pernah menikah & hamil, dimana sekarang anak kamu?”
“Dulu aq dinikah sirih oleh  seorang dari Kalimantan. 3 bulan aq menikah, aq hamil. Dan disaat itu pula dy meninggalkanq. Entah kenapa sampai detik ini pun aq tidak tau keberadaan dy. Waktu itu aq sangat kalut, stress dan bingung karena suamiq ga ada kabar. Dengan kondisiq yg lemah, janin dalam kandunganq gugur. Sekian lama aq dalam kesendirianq, akhirnya aq bertemu denganmu. Merasa sangat takut kehilanganmu, aq tak mampu menceritakan statusq.”
“Siapa nama mantan kamu Han?”
“Namanya Vanno”
“Vanno? Orang Kalimantan? Itu temen aq Han…. “
Mata Rani terbelalak terkejut mendengar perkataan Andre. “Teman apa han, kq aq ga tau?”
“Kamu ingat ga saat qt di café delta trz aq meminang kamu? Aq kan cerita ke kamu kalo aq ketemu teman aq? Itu Vanno Han…… mungkin dy ngeliat kamu wkt itu. Makanya dy buru2 pergi…”
“Astaghfirullah… aq ga mau ketemu dy Han… aq benci dy!”
“Hust..jangan bilang gitu, setiap manusia mesti punya salah, Allah aja maha pemaaf, maafin mantan suami kamu itu, aq pun maafin kamu kq. Aq minta ke kamu Han, apapun masalah kamu, jujur aja daripada tar belakangnya bikin ruwet. Aq mencintai kamu tuh Apa adanya Han, bukan karena masa lalu kamu.” Ucap Andre lembut banget
“Alhamdulillah… terima kasih Han, Allah emang maha penyayang. Buktinya Dia memberikan pengganti suami sepertimu. Makasih sayangku. Aq akan menjadi istri terbaik untukmu dan selamanya.”
Rani memeluk Andre dengan mesra. Dan mereka pun hidup bahagia selamanya. Kejujuran adalah segalanya. Apapun itu resikonya. Tapi ada kalanya juga sih ga usah terlalu jujur heheheh iya ga pembaca? Menurut pembaca gimana nich ….




Selasa, 19 November 2013

Kekasihku Pergi Saat Berjihad (Kisah Nyata Istri Pegawai Pajak)

Kekasihku Pergi Saat Berjihad (Kisah Nyata Istri Pegawai Pajak)

 

Saya temukan sosok ideal pegawai pajak pada mendiang suami saya. Hanya Allah pemilik kesempurnaan, dan Allah menciptakan sosok yang hampir sempurna bagi saya dan anak-anak. Ismail Najib nama lengkapnya. Ia terlahir dari keluarga yang sederhana di pelosok Jambi. “Ayah,” kami biasa memanggilnya. Ibunya, mertua saya, memanggilnya Mael. Teman kantornya memanggilnya Najib –atau Pak Najib.
Abang pergi mendahului kami. Ia menitipkan tiga buah-hati kami. Dafi Muhammad Faruq, putra, umur enam tahun, kini kelas satu SD. Adiknya, dua putri cantik kami, Kayyisah Zhillan Zhaliila, usia tiga tahun dan Mazaya Hasina Najib, tiga bulan. Ketika Abang mangkat pada 21 Februari 2011, si bungsu masih dalam kandungan empat bulan. Meski telah pergi, Abang mendidik saya menjadi orang kuat dan mandiri. Dengan kondisi long distance, saya memilih homebase di Kota Kembang demi pendidikan anak anak. Dengan bekal ilmu agama yang Almarhum berikan, sekarang saya menjadi tahu apa itu arti syukur, ikhlas, dan tawakal. Itulah yang membuat saya harus bangkit menyikapi keadaan ini.
Pegawai Pajak, pekerjaan yang luar biasa “banyak godaannya”. Abang memberikan pengertian pada saya bahwa materi yang identik melekat dengan pegawai Pajak, jangan menjadi patokan kebahagiaan dan kesenangan. Karena, tidak semua orang Pajak bermateri (saat itu saya tidak mengerti apa maksudnya).
Hingga sekitar 2005, Abang mengutarakan puncak kegundahannya. Setelah bekerja selama satu dekade , kebimbangan itu pun terucap, “Bunda, Ayah takut apa Ayah sudah menafkahi keluarga ini dengan halal?” ia bertanya kepada saya. Banyak pandangan negatif terhadap pegawai Pajak saat itu –bahkan hingga kini. Saya bekerja di satu bank BUMN. Banyak nasabah dan teman seprofesi yang “curhat” tentang tindak-tanduk pegawai Pajak dan betapa ribetnya mengurus pajak –waktu itu, sebelum modern.
Kami melihat kenyataan bahwa saat itu ada pegawai pelaksana yang punya rumah dan mobil mewah. Abang seorang kepala seksi, dan kondisi itu yang membuat Abang sering memberi pengertian pada saya. Sebagai seorang istri pegawai Pajak, saya harus hidup sederhana dengan gaji sebagai PNS. “Jangan pernah terpengaruh dan mempengaruhi suami untuk mendapatkan sesuatu yang tidak halal,” Abang memberi nasihat.
“Apa gaji yang ayah terima ini halal?” kembali ia gusar. “Nafkahilah keluarga ini dengan keringatmu. Bun percaya, Ayah akan memberikan yang terbaik untuk kami,” jawab saya.
“Kira kira bagaimana jika Ayah keluar saja? Jadi guru ngaji,” tuturnya membulatkan tekad. Matanya berlinang. Saya pun ikut menangis saat itu.
“Ayah, apa gak mau lingkungan Ayah jadi lebih baik? Kalau Ayah mundur sekarang, gak ada perubahan di Pajak. Ayah harus mengubah kebiasaan itu. Pajak memerlukan orang seperti Ayah untuk bisa berubah. Ayah pasti bisa,” tutur saya menyambung percakapan waktu itu.
“Iya yah, Bun,” jawabnya. Kegelisahan itu akhirnya terjawab dengan modernisasi dan reformasi birokrasi DJP. Pada 2006, sampailah juga gelombang kantor modern di Jawa Tengah –waktu itu Abang dinas di Pekalongan.
Abang orang yang sangat sabar, tenang, tak banyak bicara. Malah terkadang tanpa ekspresi. Namun dalam diamnya, saya tahu ia tak diam. Selama kami bersama, belum pernah ia marah sekalipun. Ia laki-laki yang hangat dan update –selalu tahu semua hal. Diajak segala macam diskusi, pasti langsung nyambung apapun topiknya, apalagi soal agama. Keseimbangan itu yang kami teladani di rumah. Ia orang yang ngocol, kadang jail dan sangat romantis. Dengan gitar kesayangan, ia sering bernyanyi bersama anak-anak dengan kekonyolannya, melucu sampai tertawa terbahak-bahak. Itu semua momen yang kami rindukan.
Salah satu lagu pengantar tidur anak-anak yang sering dinyanyikan, “Demi masa, sesungguhnya manusia kerugian,melainkan yang beriman dan yang beramal sholeh, ingat lima perkara sebelum lima perkara, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit, hidup sebelum mati…”
Loyalitas dan dedikasinya yang tinggi tak diragukan. Saya acungi jempol. Saya ingat, saat itu saya sedang hamil enam bulan anak pertama. Tatkala terkena pengristalan batu ginjal, ia masih bekerja larut hingga hampir pingsan di sebuah klinik di Pekalongan. Opname yang dianjurkan dokter tak dihiraukannya. Saat itu hari-hari akhir penerimaan SPT wajib pajak. Operasi “tembak” adalah solusi yang kami pilih karena bisa lebih cepat pulih dan tidak usah dilakukan pembedahan. Saran dokter, opname selama dua minggu. Namun, bedrest hanya bertahan tiga hari. Kala itu belum ada mesin absen fingerprint. Masih serba manual dengan tanda tangan. “Titip absen saja, kenapa?” saya saking kesalnya memberi saran. “Lagi sakit kok mikirin kerjaan, gimana bisa orang sakit kerjanya maksimal?”
Abang hanya tersenyum mendengar kekesalan saya. Alhasil, dengan keadaan yang masih lemas, ia tetap kerja. “Sakit itu ujian dari Allah. Harus kita nikmati,dan jangan mengeluh,” jawabnya simpel.
Tiga tahun tugas di Pekalongan dilalui dengan baik. Lalu, Abang mutasi ke Palembang. Satu sisi lebih jauh dengan kami. Tapi di sisi lain, lebih dekat dengan kampung halamannya. Alhamdulillah, Agustus 2010, kami didekatkan. Abang mutasi di Kantor Pelayanan Pajak BUMN, kantor pajak dengan penerimaan terbesar, yang perlu effort lebih tentunya. Saya hanya bisa berdoa agar setiap langkah yang Abang ambil adalah yang terbaik. Saya dan Ibunda tercinta –mertua saya–
mengkhawatirkannya. Semoga ia selalu sehat dan jauh dari “godaan”. Setiap minggu Ibunda selalu mengingatkan, “Mael, hati-hati dalam setiap memutuskan sesuatu. Jadilah orang yang jujur dan jangan sampai tergoda dengan duniawi ya.”
“Kenapa suamimu gak minta pindah di Bandung saja? Kan bisa lewat Si Anu. Yah, minimal setor satu Kijang lah,” salah satu teman saya yang suaminya juga di Pajak mengipas-kipasi. Saya tak tahu maksud ucapannya, apakah ia bercanda atau serius.
Dan seperti biasanya, ia hanya tersenyum saat saya ceritakan hal itu. “Sudah, gak usah dipikir. Allah punya rencana yang lebih indah untuk kita. Yah kita berdoa saja. Sekarang Pajak sudah modern udah gak perlu kayak gitu lagi kok. Yang penting kerja kita bagus. Apapun yang kita lakukan karena Allah. Malah jadi ibadah kan?”
Ketika kasus Gayus terekspos, tentu ini mengecewakan banyak pihak yang telah bekerja keras. Di satu sisi justru suami saya senang. “Pada akhirnya, biarlah yang benar yang akan menang,” tuturnya. Di sisi lain, kita harus membuktikan bahwa tidak semua orang Pajak seperti Gayus. “Orang Pajak sekarang beda dengan yang dulu. Sudah modern, sudah tidak ada lagi ‘kebiasaan’ Itu,” tuturnya yakin. Secara tidak langsung saya pun ikut menjadi “jubir” bagi teman-teman di lingkungan saya.
Kebiasaan Abang yang lain adalah ingin perfeksionis. Ia ingin segala hal sempurna, rapi, dan sangat teliti. Tak mau meninggalkan cela pada pekerjaannya. Contoh kecil saja, saya kalah bila harus menyetrika bajunya. Tanpa menyakiti hati saya, ia bilang lebih puas dengan hasil setrika sendiri.
Februari 2011, Abang mengemban amanat, jadi satu anggota tim yang menyusun sebuah buku coaching di Kantor Pusat. Ia siap mengutarakan sejumlah gagasan untuk penyempurnaan program itu. Sayang, dalam perjalanan menuju medan tugas itu, Abang menyongsong takdirnya. Satu titik dalam sebuah periode yang mengubah total kehidupan saya dan anak-anak.
* * *
Dua kali kami tertunda berangkat haji. Pada akhir 2008, kami sudah siap. Namun, Abang mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang tugas dari Palembang menuju Jambi. Tabungan kami untuk Ongkos Naik Haji pun akhirnya terpakai untuk biaya mengganti mobil dinas Livina yang ringsek. Abang tak mau memanfaatkan fasilitas asuransi kendaraan kantor. Dia memilih bertanggung jawab sendiri. Uang bisa dicari, mungkin Allah belum berkehendak. Yang penting Abang selamat. Tahun 2009 pun kami lewatkan. Maklum, masih belum cukup biaya untuk melunasi. Hingga akhirnya, 2010, saya mantap naik haji. Berapapun biayanya. Apapun kendalanya. Saya berdoa, “Mudahkan ya Allah, kami ingin beribadah.”Alhamdulillah, ada jalan walaupun kami harus memanfaatkan pinjaman kantor saya. Itupun Abang masih ragu, “Bunda, apakah ini hak kita?” tanya Abang. Padahal, dengan gajinya sekarang, mungkin Abang bisa saja langsung melunasi ONH. Namun tidak demikian. Abang masih bersikeras dengan alasannya. Alhamdulillah akhirnya saya dapat memantapkan hati Abang. Dengan izin-Nya, kami bisa melunasi ONH dari hasil tabungan gaji pokok PNS, bonus, dan sedikit tambahan pinjaman. November, tiga bulan sebelum kehilangannya, berangkatlah kami berdua.
Sepertinya Allah sudah menyusun rencana dengan sangat indah. Empat puluh hari saya bersamanya di tanah suci adalah waktu yang sangat indah dan tak dapat saya lupakan. Selama kami berumah tangga dari awal menikah, kami belum bisa kumpul bersama. Saat itulah saya merasakan indahnya kebersamaan yang tak ingin terpisahkan. Sempurna rasanya sebagai istri yang bisa melayani dan mengurus suami. Begitupun Abang. Ia menunjukka keceriaan yang tak pernah saya lihat sebelumnya. Abang adalah tipe orang yang sangat perhatian dan romantis. Satu kali kami hendak salat dan saya berdiri di samping belakangnya. “Bunda salatlah di saf (barisan) perempuan.” “Tapi, Ayah… Bunda sendirian.” kebetulan saat itu suasana padat sekali di Masjidil Haram. Saya sempat mengelak.
“Berjihadlah, ayah bertanggung jawab mendidik Bunda dan anak-anak.” Sedih rasanya mendengar jawaban itu. “Bunda harus terbiasa sendiri,” sambung Abang.
“Kenapa, Yah?”
“Karena kita lahir sendiri. Mati pun sendiri.”
“Jangan bilang gitu yah. Anak-anak masih kecil.”
“Ada Allah yang menjaga anak-anak,” Senyumnya membuat hati saya merasa tenang dan yakin. Ternyata ini pesantren yang Allah berikan lewat ilmu agama yang baik dari Abang. Saya dapat pengetahuan banyak.Terima kasih ya Rabb, Kau telah memberikan kesempatan untuk kami dapat beribadah bersama. Sungguh, momen itu tak mungkin bisa terlupakan. Banyak nikmat yang kami terima sampai kami tiba ke tanah air dengan selamat. Hadiah terindah dari Tanah Suci, saya positif hamil.
Beberapa peristiwa merupakan pertanda yang tak saya sadari. Tanggal 9 Februari 2011, dua pekan sebelum hari celaka itu, kami nonton teve bareng. Ada berita tentang selebritis yang jadi politisi kehilangan suaminya –yang juga artis cum anggota Dewan. Sang istri menangis mengelus-elus nisan suami. “Kalau Bunda seperti itu gimana, ya Yah? Anak-anak masih kecil…” spontan saya nyeletuk dengan maksud bercanda.
Entah kenapa rasa humor yang seperti biasanya, hilang tergantikan dengan tausyiah. “Itu yang tidak boleh,” tuturnya tenang, “menangis, meratapi di pusara tidak baik. Yang diperlukan orang yang telah meninggal adalah doa dari yang masih hidup, bukan bunga yang wangi atau nisan yang indah. Saat Nabi Muhammad ditinggal istri tercinta Khadijah pun beliau merasakan kehilangan dan hanya berkabung tiga hari. Boleh menangis, asal jangan meratap.”
“Hidup di dunia hanya sementara, justru hidup setelahnya yang akan kekal. Perbanyaklah bekal untuk di akhirat. Tiada daya upaya manusia untuk mencegah bila Allah telah berkehendak untuk mengambil nyawa manusia. Jangan takut, Allah lebih dekat dari urat nadi kita. Banyak baca buku tentang agama, yah Bun. Biar tambah banyak ilmunya.”
Dengan senyuman khas yang menenangkan, Abang tak pernah seperti sedang mengajari bila ia sedang berbagi ilmu. Abang berujar, “Tolong jaga anak-anak. Didik agamanya dengan baik. Istikamahlah karena bila agamanya kuat dan takut kepada Allah, dia bisa menghadapi dunia dengan ilmu. Bukan dengan harta dan ingat Allah selalu tahu apa yang kita perbuat.”
* * *
Semenjak pulang ziarah, Abang memperlakukan saya begitu istimewa. Mungkin karena saya sedang hamil. Saya begitu dimanjanya. Hingga Minggu malam itu (20/2)… Kehamilan dua anak sebelumnya, Abang tak pernah menuruti keinginan saya, sekalipun merajuk jika meminta sesuatu. Tapi malam itu… “Kita makan di luar yuk. Bunda pasti pengen apa deh. Kan lagi hamil muda. Ayo lagi kepengen apa?” ujarnya setengah memaksa untuk pergi. Akhirnya kami pergi makan di sebuah resto ikan bakar favoritnya. Karena lama tugas di Makassar, kuliner ikan wajib sebulan sekali buat kami. Abang memesan menu lebih banyak dari biasanya. Alasannya, bisa dibungkus untuk sahur. Alhamdulillah, Senin-Kamis tak pernah terlewatkan untuk puasa sunah. Apa ini yang disebut pertanda? Hendak berangkat ke resto, kami mendapati ban mobil kempes. “Bersyukur, Bunda. Kita keluar rumah nih. Ban kempes, kalo ketahuannya besok pagi, bisa-bisa Ayah kesiangan rapat di Kantor Pusat. Ayah yang menyiapkan ide, masak terlambat? Gak enak dong.”Lagi lagi dengan senyumanya.
Tengah malam, Kayyisah panas dan muntah. Rewel sekali. “Dede (panggilan Kayyisah) pengen tidur sama Ayah aja…. Pengen dipeluk Ayah… aku sayang Ayah. Ayah gak boleh kerja,” rengeknya. Abang pun membuka baju, dan memeluk Dede. Dan Alhamdulillah panasnya reda. Dede pun terlelap.
Pukul setengah tiga dini hari, kami bangun salat tahajud. Biasanya, kami selalu berjamaah. Setelah berdoa, kami berpelukan, saling meminta maaf. Ritual itu tak pernah absen kami lakukan sehabis salat. Tapi kali ini Abang minta salat sendirian. “Kita pisah yah. Ayah mau memperbanyak salat tahajudnya.”
“Kenapa?” pertanyaan itu mestinya saya ungkapkan. Tapi tertahan di hati saja.
Ikan bakar yang seharusnya jadi menu sahur tak Abang sentuh. Malah, Abang meminta buah. “Bun, tahu gak buah-buahan itu makanan di surga. Jadi Ayah cukup sahur dengan apel aja.” Saya tak bertanya, dua minggu terakhir ini Abang bertausyiah tentang kematian terus. Keanehan yang lain, Abang menitipkan Dede sama Mbak (pengasuh anak kami) berulang-ulang.
“Tak seperti biasanya, Bapak nyuruh jagain Dede berulang gitu. Kok kaya mau kemana aja,” ujar Mbak kepada saya. Jam 03.30 pagi. Saya dan Dafi mengantarnya hingga ke pool travel Xtrans di Metro Trade Center. Keanehan yang lain terjadi lagi. Abang tak mau memandang saya. Seperti orang yang sangat sedih mau pergi. “Ayah mau salat di mobil saja. Bun, hati-hati ya. Titip anak-anak,” itu kalimat terakhirnya. Biasanya Abang minta berhenti di rest area guna salat subuh.
Tepat pukul 04.30. Ring tone hape yang sengaja saya bedakan berbunyi. Abang menelepon saya. Sayang, tak sempat saya angkat karena rasa kantuk. Kami begadang karena Dede rewel semalaman. Seandainya saja saya bisa angkat telepon itu, mungkin saya bisa mendengar suaranya yang terakhir kali…
Pukul 04:35. Menurut catatan kronologis Jasa Marga, peristiwa di Tol Cipularang Jalur B Km 100 itu terjadi. Tabrakan karambol yang melibatkan satu truk, minibus travel, dan sebuah mobil, menewaskan tiga orang. Semuanya penumpang travel. Abang meninggalkan kami dalam keadaan puasa. Dan mungkin tengah mendirikan salat subuh. Dalam perjalanan memenuhi tugas.
Di mata saya, Abang wafat dalam jihad. Wallahualam –Tuhan yang punya ketentuan.
Allah punya kehendak lain. Allah lebih mencintai Abang daripada kami. Dia lebih berhak atas Abang daripada kami. Ajal, jodoh, dan rejeki hanya Allah yang tahu kapan dan di mana. Takkan pernah ada yang bisa menghalangi atau pun tertukar. Bila Allah telah berkehendak, tak ada yang mampu menahannya. Allah memberi kesempatan untuk saya agar lebih dekat dan banyak beribadah lagi. Insyaallah ini menjadi ladang ibadah.
Menyangkut kejadian ini, jangan ditanya rasa sedih. Yang saya rasakan hingga saat ini, air mata sepertinya tak bisa kompromi, seakan mendesak keluar, jika mengingatnya. Namun, saya ingat pesan almarhum. Saya tak boleh larut dipermainkan pikiran “seandainya-seandainya”. Itu semua sudah kehendak-Nya. Tak kurang dan tak lebih. Sudah begitu adanya. Hanya doa saya dan anakanak yang bisa kami berikan untuk kekasih kami… Ismail Najib.
Belakangan saya mengetahui bahwa di perjalanan, Abang sempat berkirim posting pada sebuah
grup teman kerja di Blackberry. Itu posting terakhirnya.
* * Feb 21 Mon 04:04 * *
Najib:
Dengar suara adzan selalu tdk dihiraukan atau nanti sajalah
Tp dengar suara HP woow .!! :p
Lgsung segera diambil,
Astgfirullahal’adzm. . : (
Baca Al-qur’an
Seperti orang mengeja
Tapi kalo baca bbm Buseett lancarnya,.:$
Astagfirullahal’adzm. .
Beli pulsa siapa takut !
tp kalo sedekah katanya kantong lg sekarat
Astagfirullahal’adzm. .
Pegang tasbih 1x dlm sethun
tp pegang HP dibawa selalu, walau tidur sekalipun.
Astagfirullahal’adzm. .
sama2 Insyaf yuuukk.!!! :p
Ada baiknya bbm ini disebarkan, mumpung grtisan, dan qm
pun mendapat pahala karna
saling mengingtkan sesama
* * *
Sabtu (19/2), dua hari sebelum kejadian, kami kontrol kandungan. Usia kandungan menginjak bulan keempat. Keinginan Abang untuk dikaruniai anak kembar putri membuat dokter Sofi geli dibuatnya. Tak seperti biasanya, dia ngebet ingin tahu apa jenis kelaminnya. “Perempuan atau laki-laki, Dok? Satu apa kembar Dok?”
“Bapak mau ke mana sih? Kayak mau pergi jauh aja. Banyak banget nanyanya. Masih empat bulan nih…”kata Dokter bercanda. “Pengen tahu, apakah doa saya makbul atau gak.” Setelah cek, diketahui calon anak kami rupanya perempuan. Tapi, “bukan kembar,” tutur Dokter. “Gak apa-apa. Tahun depan bikin lagi yah Bun,” jawabnya sambil melirik saya.
“Enak aja,” sahut saya bercanda. Rasa gembiranya tak bisa ditutupi. “Ayah makin semangat kerja nih,” ujarnya, masih dengan senyuman mautnya.
Sebulan kemudian, saya kembali kontrol. Kali ini… sendirian. Juga untuk lima bulan ke depan hingga melahirkan. Dan bertekad membesarkan anak anak saya sendiri. Ini masa yang sulit untuk saya bisa melaluinya. Kesedihan selalu saya tutupi. Dalam keadaan hamil besar sendiri tanpa suami. Betapa sesak rasanya, ujian ini begitu berat pikir saya. Terpuruknya saya seperti hilang separuh nyawa. Tapi rasa sayang pada Almarhum membuat saya bertekad harus bisa dan kuat!
Satu lagi yang membuat saya bangga, Abang tak pernah absen salat berjamaah di masjid. Sampaisampai di kompleks masjid kami, Al-Hasan, Abang disebut “Pak Ustad”. Para jamaah sudah tahu kebiasaan Abang : paling lama berdoa setelah salat.
* * *
Bagaimana caranya? Apa saya sanggup membesarkan tiga orang anak ini? Menjaga dan mendidik mereka seperti wasiat Almarhum? Dan ternyata, perkataan Abang benar, “Allah yang menjaga.” Ini yang membuat kami bangkit menjalani kehidupan selanjutnya. Saya bersyukur, Abang mengajarkan “ilmu ikhlas”. Masih banyak ilmu yang diberikannya yang baru saya mengerti sekarang sepeninggal Almarhum . Ternyata keikhlasan berbalas pertolongan dari arah yang tak disangka.
Saya sempat down sewaktu mengurus segala sesuatu terkait hak suami saya. Sangat ribet. Banyak dokumen yang perlu dilengkapi. Proses di Kelurahan dan instansi lain cukup berbelit. Saya dihadapkan pada birokrasi yang sangat panjang tanpa kejelasan prosedur. Namun rupanya banyak uluran tangan yang membantu. Allah memberikan jalan kemudahan bila kita berpasrah dan ikhtiar. Saya bersyukur karena masih bisa bekerja. Kini, sayalah yang harus mencari nafkah demi anak-anak. Saya tak bisa membayangkan, bagaimana dengan keadaan istri yang sama dengan saya dan tidak bekerja?
Saya sangat berterima kasih kepada teman-teman seangkatan Abang (Mas Pank dan Mbak Tri).
Teman sepaguyuban telah banyak membantu dan memberikan support (baca boks “Pak Najib di Mata Mereka” –peny). “Apakah saya berhak menerima ini? Jika memang berhak, Alhamdulillah,” saya bertanya kepada Mas Iwan, perwakilan teman seangkatan Abang, yang menyerahkan santunan. Biaya sekolah Dafi juga terbantu berkat mereka. Terus terang, saya kaget dan bersyukur, sepertinya saya tak sendiri. Ada keluarga baru yang menemani kami.
Saya juga berterima kasih kepada teman-teman sekantor Abang. Mbak Rini (Ibu Dwi Setyorini, Kasubag Umum –peny) dan tim Waskon mengurus pencairan hak-hak almarhum. Sejak Februari, baru Oktober ini selesai. Pak Joga (Bapak Joga Saksono, Kasi Pengawasan dan Konsultasi –peny), serta Pak Yond Rizal (Kepala Kantor –peny). Kepala Kantor yang telah mengusulkan Abang memperoleh predikat anumerta. Status anumerta menegaskan bahwa Abang mangkat sewaktu menjalankan tugas.
** *
Tak ada yang banyak berubah dari rumah ini. Kecuali tinggi lantai yang terpaksa saya naikkan 50 cm. Maklum, dua tahun terakhir, tiap hujan turun, kompleks kami dilanda banjir. Air masuk hingga semata kaki. Rencana menambah tinggi lantai sempat saya utarakan. Itu pun saya lakukan karena masa kelahiran si bungsu kian dekat. Kasihan si kecil. Namun pesan mendiang tetap terngiang, “Bagaimana dengan perasaan para tetangga? Kalau rumah kita tinggi sendiri, bagaimana dengan mereka? Kita jangan egois, Bunda.” Bahkan, untuk mengganti cat dinding yang baru, Abang harus tengok kiri-kanan dulu.
Pernah ada teman nyeletuk, “Gue aja udah punya rumah tiga. Suami lu kan Kasi.rumah dipinggiran ” Mendengar hal itu, nasihat beliau sederhana, “Gak usah ngiri. Kita harus bangga dengan apa yang kita punya.syukuri yang ada, Jangan harap suamimu akan mengambil sesuatu yang lebih dari haknya.” Yah, rumah ini sejak kami beli dan tempati pada akhir 2005, masih harus kami cicil hingga 10 tahun ke depan.
Tak ada yang banyak berubah dari rumah ini. Pigura mungil foto perkawinan kami masih terpajang. Kami memakai sepasang baju dan kebaya biru nyala segar. Dua buah foto kami berdua, saling berpelukan dan tersenyum juga masih ada. Foto keluarga, waktu itu masih dua anak, kami kompak memakai putih-putih, bertengger manis. Ada juga foto Dafi, alangkah gagahnya ia, saat wisuda TK Al-Biruni angkatan 2010-2011. Si sulung juga mempersembahkan piala Juara Kedua Lomba Gerak dan Lagu Geordase TK se-Kecamatan Penyileukan 2011. Di atas meja belajar Dafi dalam kamar, senantiasa berdetak jam dinding warna biru dari KPP Madya Palembang.
Semuanya masih ada pada tempatnya, seperti saat Abang masih bersama kami. Tak ada yang berubah… kau selalu di hati kami. Minggu malam itu, sebelum berangkat menjemput takdirnya, Abang menulis surat di buku Dafi dengan tinta ungu.
SURAT untuk:
Dafi jagoan ayah
Dafi, ayah mau berangkat kerja dulu ya.
Abang jagain bunda sama dede yah.
Abang emam nya yang banyak ya..
jangan lupa minum susu dan sikat gigi
kalau mau bobo.
Belajar yang rajin
jangan lupa belajar solat.
da dah Abang…
peluk sayang
dari ayah
(Ayah Najib)
ttd
Tak akan ada yang berubah dari rumah ini. Kecuali anak -anak yang bertambah besar. Anak-anak tetap ceria. Bermain bersama teman mereka di depan televisi di ruang tengah. Saya tak mau menangis di depan mereka, tiap kali mengingat Abang. Kalau kepergok Dafi, dia mengingatkan, “Bunda nangis ingat Ayah yah? Kata Bu Guru, kalau teringat ayah kita mesti berdoa, Bunda. Ayah sudah di surga, Bunda. Berarti Ayah sudah berkumpul dengan Nabi Muhammad. Kan masih ada Abang (panggilan Dafi), Kaka (panggilan Kayyisah setelah punya adik) dan Dede. Kita berjuang bersama-sama, ya Bun. ” Saya takjub mendengarnya. Anak seusia Dafi sudah bisa bertutur seperti itu.
Satu lagu sering dinyanyikan Almarhum untuk saya. Dan sekarang saya persembahkan untuk beliau: “Takkan Terganti”.
meski waktu datang dan berlalu 
sampai kau tiada bertahan
semua takkan mampu mengubahku
hanyalah kau yang ada di relungku
hanyalah dirimu 
mampu membuatku jatuh dan mencinta
kau bukan hanya sekedar indah
kau tak akan terganti
Delapan bulan sudah berlalu tanpa kehadirannya.Yah, memang tak ada yang banyak berubah dari rumah ini begitupun dengan hati kami, Kami ingin sekadar menganggap Abang sedang berangkat kerja. Hanya, Ayah masih belum kunjung pulang. Selamat jalan Ayah akan kubesarkan dan kudidik anak kita seperti yang kau inginkan,semoga Allah selalu melindungi kami dan Semoga kita dapat berkumpul di surga kelak. Kau akan selalu ada bersama kami Peluk sayang kami yang menyayangimu..
Ummu Dafi – Bandung
Oktober 2011
Dinukil dari Buku Berkah II



 

Kamis, 29 Agustus 2013

Lirik Lagu Piyu - Sakit Hati

Lirik Lagu Piyu - Sakit Hati
Lirik Sakit Hati - Piyu Lagu Terbaru 2011

Engkau datang kembali dengan sekuntum mawar
Sebagai ungkapan akan permintaan maafmu
Aku terkesima dengan sikapmu itu
Namun tak membuat aku menerimamu lagi

Aku tak bisa hidup bersamamu lagi aaaah
Dan aku tak bisa mencintaimu dengan sepenuh hati
Kau coba mengingatkan masa-masa indah
Ketika kita pernah saling mencinta
Sepekan sudah aku berpikir keras
Untuk mencoba relakan apa yang telah terjadi
Di depan mataku kau mempermainkan api
Yang membakar janji ikrar setiamu itu
Aku tak bisa hidup bersamamu lagi aaaah

Dan aku tak bisa mencintaimu dengan sepenuh hati
Kau coba mengingatkan masa-masa indah
Ketika kita pernah saling mencinta

Dan masih tak bisa melihatmu kembali dan datang padaku
Ku coba melupakan memaafkan dirimu
Tapi sakitnya hatiku melebihi cintamu

Dan aku tak bisa mencintaimu dengan sepenuh hati
Kau coba mengingatkan masa-masa indah
Ketika kita pernah saling mencinta

Dan masih tak bisa melihatmu kembali dan datang padaku
Ku coba melupakan memaafkan dirimu
Tapi sakitnya hatiku melebihi cintamu

Video Klip Piyu SAKIT HATI

Sumber

Kamis, 01 Agustus 2013

Puaskah - By Wali

Lagu ini dalem banget, kalau dengerin ampe mau nangis. 
Tapi ini kan cuma lirik lagu, mudah2an saja tidak terjadi buat Anda yang baca.. :)

Puaskah kau lukaiku
Puaskah kau sakitiku 
Puaskah khianatiku 
Puaskah hoo.. 
Sayangku
 
Di manakah nuranimu 

Di mana akal sehatmu 
Sekarang kau campakanku 
Setelah kau dapatkanku
 
Mungkin hanya bila ku mati 

Kau 'kan berhenti 'tuk menyakiti 
Sampai kapan aku begini 
Terus beginiTerus engkau lukai
 
Ingatlah saat yang lalu 

Saat kau peluk diriku 
Tapi kini semua lalu 
Kau tega khianatiku 

Kamis, 25 Juli 2013

Alasan JANGAN Merebut Suami Orang

Apakah anda menyadari kesalahan anda telah merusak rumah tangga orang? Jika iya, itu adalah yang sangat bagus , karena untuk arah ke lebih baik akan sangat mudah. Tapi jika anda masih menutup mata, inilah alasan alasan yang sebenarnya terjadi di kehidupan Anda.

1. Hanya kesenangan. Suami orang yang menjalin cinta dengan diri kamu (misalnya saja begitu), tidak akan berani untuk memilih salah satunya. Memang dia itu tidak memperoleh kebahagiaan dari istri sahnya, dan kebahagiaan itu telah dia dapatkan dari kamu, meski kebahagiaan itu hanya kebahagiaan sesaat. Tapi, itu hanya untuk sementara. Suatu saat kamu dan dirinya mengalami kondisi yang dialami oleh dia dan istrinya sekarang, dia akan melupakanmu. Atau setidaknya hanya mencari saat membutuhkanmu. Dengan begini bisa dikatakan, suami orang tidak akan berani untuk memilih kamu untuk dinikahi, kemungkinannya sangat kecil sekali. alasan masuk akal, karena kesenangan adalah tujuan awalnya.

2. Dia dengan mudahnya merendahkan kamu. Pria yang jelas-jelas sudah menjadi suami orang, dan kamu mau dengan dirinya. Itu sudah cukup membuat diri kamu mudah direndahkan oleh dirinya. Suatu saat dia bisa meremehkan diri kamu, mengangap kamu sebagai sampah, bahkan dari kejadian yang sudah sering terjadi disekitar kita, kamu bisa dianggap wanita murahan. Dan biasanya hal itu terjadi jika kamu membuatnya cemburu atau setidaknya ada kesalah pahaman.

3. Berikutnya masa depan. Saat kamu memiliki hubungan/berpacaran dengan suami orang, hal itu tidak selalu bisa tertutup rapat. Ada saatnya hal itu diketahui oleh orang banyak, jika terus dilanjutkan. Dan itu, bisa membuat laki-laki hidung belang lainnya merasa tergoda untuk mempermainkan kamu juga. Dengan tujuan bersenang-senang saja, tentu kamu sulit untuk mendapatkan pria idaman yang benar-benar baik luar dalam. Cap sebagai perebut suami orang akan terus melekat pada diri kamu.

4. Sudah pasti dia pembohong. Kata manisnya, rayuan, janji-janji tidak akan bisa membuat siapapun percaya, jika sadar. Sebab seperti yang sudah-sudah, pria seperti ini dengan mudahnya berbohong pada istri sahnya tentang diri kamu. Maka, dia juga akan mudah sekali membohongi diri kamu. Apa yang dia katakan tidak sepenuhnya benar. Jika dia tanpa rasa berdosa bisa membohongi istri sahnya, dengan diri kamu tentu akan lebih mudah.

5. Tidak bisa tenang. Hubungan normal dengan pria yang tidak terikat pernikahan, meskipun itu duda, bisa membuat hidup lebih tenang. tidak mungkin jika posisi kamu adalah selingkuhan bisa menjalani hal itu dengan tenang. Berjalan ditempat umum, terlihat berdua, atau lainnya.

6. Akan banyak masalah. Hubungan kamu dengan suami orang tidak akan bisa memberikan kebahagiaan yang sesungguhnya. Akan muncul masalah dan perbedaan pendapat. Dan percaya saja, hal itu akan membuat pertengkaran terus terjadi.

7. Kamu seperti tidak laku. Banyak Pria single ataupun Duda yang bisa kamu pilih, tidak harus suami orang yang dijadikan pilihan. Kalaupun terjadi, mungkin lebih tepat jika dijadikan pilihan terakhir. Dan tentu saja pilihan terakhir yang buruk. Dengan menjalin hubungan suami orang, dari penjelasan itu sudah bisa membuat kamu wanita yang kurang begitu laku.

8. Menyia-nyiakan diri sendiri. Saat yang seharusnya dijalani dengan penuh kebahagiaan dengan orang yang tepat, atau setidaknya sendirian. Telah kamu sia-siakan dengan suami orang. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, itu sama saja menyia-nyiakan kesempatan diri kamu untuk bahagia. Selingkuhan tidak bisa bahagia, tidak akan tenang, bahkan yang lebih menakutkan mendapat balasan melalui beberapa hal, hukuman langsung dari istrinya adalah salah satunya.






Pikirkanlah baik baik... sebaiknya juga, Anda perlu memposisikan Anda sebagai suami/istri sahnya. Bayangkan bagaimana perasaannya, keluarganya. Tentu Anda tidak mau hal itu terjadi pada diri Anda kelak. so.... Anda yang tahu.



Sumber 

Jumat, 19 Juli 2013

KATA-KATA BIJAK ANTI GALAU

Tak selamanya hidup kita lurus dan damai, setiap orang insya Allah akan mengalami masa masa sulit. Seperti PATAH HATI. Yup!! Itu sakit banget, apalagi bagi orang yang cintanya di khianati.
Kalau status masih berpacaran atau tunangan sekalipun, itu sakitnya masih bisa di musnahkan dengan beberapa waktu. Tapi, sakitnya di khianati dengan status pernikahan, bagaikan dunia seperti neraka.
Kalau sudah begitu, iman dan taqwa lah yang bisa mengobati sakit hatinya...

Tapi tenang... ada beberapa kata kata bijak yang saya peroleh dari suatu sumber untuk sedikit membantu menetralkan hati Anda yang sedang sakit/galau..
Berikut monggo di simak :

Jangan tangisi mereka yg meninggalkanmu demi orang lain. Jika mereka cukup bodoh melepasmu, kamu harus cukup pintar melupakannya.Setiap org punya masalah. Lbh baik mencari solusi masalahmu daripada membandingkan masalahmu dng org lain.

Kadang kamu bertemu seseorang yg sangat berarti dlm hidupmu hanya tuk menyadari pada akhirnya kamu harus melepaskannya.
Pikirkan apapun yang akan kamu ucapkan. Karena setiap ucapan yang keluar dari mulutmu, tak akan bisa kamu tarik kembali.
Cintai apapun yang ada didunia dengan sewajarnya. Karena apapun yang ada di dunia tak ada yang abadi.
Belajar memahami bahwa tak semua keinginan bisa terpenuhi, barangkali obat terbaik tuk mencegah kecewa dan sakit hati.
Jangan pernah menyepelekan apapun yang telah kamu miliki, karena mungkin yang kamu miliki itu sangat diinginkan oleh orang lain.
Selalu lakukan kebaikan dengan cara terbaik. Karena dengan cara itulah kedamaian akan tercipta.
Ikhlas menerima kesalahan, dan belajar dar setiap kesalahan, karena itu yang akan menjadikanmu kuat dalam menjalani kehidupan.
Lakukan apapun dengan tepat, bukan hanya cepat. Keberhasilan tak bisa dihalangi jika yang kamu lakukan telah tepat.
Hidup tak pernah lepas dari masalah, karena masalah adalah salah satu cara Tuhan menjadikanmu pribadi yg lebih kuat dan dewasa.
Tak ada kata terlambat tuk berubah. Masa lalu hanyalah pendewasaan dirimu. Hidupmu tak ditentukan oleh orang lain tapi kamu!
Ketika kamu jatuh, jangan tetap di bawah. Jatuh bukan berarti kalah, itu hanya berarti kamu harus bangkit dan kembali mencoba.
Jangan salahkan dirimu atas keputusan yg salah. Setiap orang membuatnya. Jadikan mereka pelajaran tuk keputusanmu selanjutnya.
Didalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yg menahan bibirnya, berakal budi.
Menertawakan masalah org lain itu mudah. Menertawakan masalah diri sendiri? Hanya org hebat yg bisa.
Jika kamu membiarkan rasa takut tumbuh lebih besar dari imanmu, maka kamu menghalangi impianmu menjadi kenyataan.
Tak perlu iri pada orang lain. Lihat apa yg kamu miliki sekarang, pikirkan apa yg telah dilakukan tuk dapatkannya. Bersyukurlah.
Hanya karena orang lain berbuat tidak baik kepada kita, bukan berarti kita harus membalasnya dengan cara yang sama.
Membenci hanya merugikan dirimu sendiri, karena sebagian besar orang yg kamu benci tak akan peduli dengan kebencianmu.
Untuk setiap manusia di dunia ini, Tuhan telah memberikan sesuatu yang mulia dan baik ke dalam hatinya. Selalu jaga hatimu.
Jangan berhenti berharap tuk yg terbaik. Persiapkan diri tuk yg terburuk. Dan terima apapun yg Tuhan berikan.
Doaku hari ini: Tuhan, maafkan semua kesalahan yang telah ku lakukan. Berkahilah mereka yang selalu mengingatkanku.
Hidup ini terlalu berharga tuk habiskan waktumu memikirkan dia yg tak memperlakukanmu dengan baik, dan tak pernah menganggapmu ada.
Salah satu hal terbaik dalam hidup adalah melihat senyum di wajah orangtuamu, dan menyadari bahwa kamulah alasannya.
Ketika seseorang berusaha menjauhi hidupmu, biarkanlah. Kepergian dia hanya membuka pintu bagi seseorang yg lebih baik tuk masuk.
Jangan pernah meremehkan diri sendiri. Jika kamu tak bahagia dengan hidupmu, perbaiki apa yg salah, dan teruslah melangkah.
Jangan membenci mereka yg mengatakan hal buruk tuk menjatuhkanmu, karena merekalah yg buatmu semakin kuat setiap hari.
Terkadang, kamu berpikir seseorang telah berubah tanpa kamu menyadari hal itu terjadi karena dia mulai bersikap dewasa.
 
 
Okay... itulah kata-kata bijak yang saya temukan, selagi saya lagi galau berat. Ya sedikit membantu, tapi ingat, berdoa dan bersabarlah... Allah tidak tidur. Allah tau yang mana yang benar dan salah. Akan ada balasan tersendiri.
 
 
.
 
 
 

Rabu, 17 Juli 2013

SUAMI

Suami....adalah sesosok makhluk Allah yg tinggi derajatnya...
Suami adl segala galanya bagi keluarga..
Dy yg membawa kita ke segala arah..
Dy yg bertgg jwb atas qt...
Taatilah suami mu, sebagaimana engkau mentaati org tuamu dikala km blm menikah dulu.
Jgn lah kau membuat bnyak peraturan terhadap suamimu.
Terkadang ada suami yg diam tp sebenarnya hati mereka berontak.
Kalau sudah begitu... tinggal menunggu gunung meletus.
Dmn suami sudah tdk lagi bs menahan kekesalan yg selama ini dipendam.
Jika suamimu pnya hobby yg sulit dy tinggalkan, dukung saja.
Suami akan sangat senang hobbynya di dukung istrinya.
Kalau bs.. ikutlah menyelami hobby suami. Agar kau tdk jenuh menghadapinya.

Waktu buat keluarga itu sangatlah penting.
Manakala suami lupa waktu terhadap keluarganya.. hanya ingatkanlah dgn kata2 yg lembut, sabar.
Sambil berdoa agar Allah swt membantu km menyadarkan suamimu.

Rabu, 19 Juni 2013

Sampaikan Walau Satu Ayat

( KELUARGA ) CARILAH ALLAH DALAM RUMAH TANGGAMU, BUKAN EGOIS YG DI GEDEIN - Susurilah cinta yang hilang di jalan iman. Buanglah kerikil ego yang menghalangi. Sebab ego hanya membina tembok pemisah di antara dua hati walaupun fisik masih hidup sebumbung. Mungkin di khalayak ramai, masih tersenyum dan mampu ‘menyamar’ sebagai pasangan yang ideal tetapi hati masing-masing TST (tahu sama tahu), di mana kemesraan sudah tiada lagi. Pasangan yang begitu, boleh menipu orang lain. Namun, mampukah mereka menipu diri sendiri? Yang retak akhirnya terbelah. Penceraian berlaku. Mereka berpisah. Masyarakat yang melihat dari jauh pelik, mengapa begitu mesra tiba-tiba berpisah? Tidak ada kilat, tidak ada guntur, tiba-tiba ribut melanda. Oh, mereka tertipu. Perpaduan yang mereka lihat selama ini hanyalah sinetron.

Allah membongkar rahasia ini dalam firman-Nya:
“Kamu lihat saja mereka bersatu tetapi hati mereka berpecah.”

Carilah di mana Allah di dalam rumah tangga mu. Apakah Allah masih dibesarkan dalam solat yang kau dirikan bersama ahli keluarga mu? Apakah sudah lama rumah mu telah menjadi pusara akibat kegersangan dzikir dan suara bacaan al-Quran? Apakah sudah luput majelis ilmu yang menjadi tonggak dalam rumah tanggamu? Di mana pesan-pesan iman dan wasiat taqwa yang menjadi penawar ujian kebosanan, kejemuan dan keletihan ini?

Penyakit ego akan senantiasa menimpa jika hati sudah tidak terasa lagi kebesaran Allah. Orang yang ego hanya melihat kebesaran dirinya lalu memandang hina pasangannya. Hati yang ego itu haruslah segera dibasuh kembali dengan rasa bertauhid menelusuri ibadah-ibadah --khususnya melalui shalat, membaca al-Quran, berzikir, bersedekah– dan yang paling penting adalah majelis ilmu.

Allah berfirman:
“Dan berilah peringatan. Sesungguhnya peringatan itu memberi manfaat kepada orang mukmin.” (Adz-Dzariyat ayat 55)

Sedangkan orang mukmin saja perlu diperingatkan, apatah lagi kita yang belum mukmin? Iman itu, seperti yang dimaksudkan hadits, boleh bertmbah dan berkurang. Untuk memastikan ia sentiasa bertahan atau bertambah, hati perlu bermujahadah. Lawan hawa nafsu yang mengajak kepada ketakaburan dengan mengingat bahwa Allah sangat membenci kepada orang yang takabur, walaupun sasaran takabur itu adalah suami atau isteri sendiri.

Bila terasa bersalah, jangan malu mengaku salah. Segeranya mengakuinya dan hulurkan kata meminta maaf. Ular yang menyusur akar tidak akan hilang bisanya. Begitulah suami yang meminta maaf kepada isterinya. Dia tidak akan hilang kewibawaannya bahkan akan bertambah tinggi. Bukankah orang yang merendahkan diri akan ditinggikan Allah derajat dan martabatnya? Lunturkan ego diri dengan membiasakan diri meminta maaf.

Tidak masalah ketika kita rasa kita adalah yang benar, lebih-lebih lagi apabila jika kita yang bersalah.

Ini juga berlaku pada para lelaki. Lelaki yang “tewas” ialah lelaki yang sukar mengaku salah dan senantiasa tidak ingin mengalah. Saat itulah dia telah memiliki salah satu dari tiga ciri takabur, yakni menolak adanya kebenaran.

Akuilah kebenaran walaupun kebenaran itu berada di pihak isteri. Tunduk kepada kebenaran artinya tunduk kepada Allah. Jangan bimbang hanya karena takut dikatakan “laki-laki takut isteri”. Kita hanya takut pada Allah. Sebab Allah sangat membenci orang yang takabur.

Begitu juga isteri. Jika sudah terbukti bersalah, akui sajalah. Dalam pertelagaan antara suami dan isteri, apakah penting siapa yang menang, atau siapa yang kalah?

Kita berada di dalam gelanggang rumah tangga bukan berada di ruang mahkamah. Kesalahan suami adalah kesalahan kita juga dan begitulah sebaliknya. Rumah tangga wadah segalanya. Perkawinan adalah suatu hubungan, bukan satu persaingan. Andai kita “menang” pun, lantas apa gunanya? Padahal, kita akan terus hidup bersama, tidur sebantal dan berteduh di bawah naungan yang sama.

Mujahadahlah sekuat-kuatnya menentang ego ini. Bisikan selalu di hati, bahwa Allah selalu mencintai orang yang merendah diri dan Allah sangat membenci orang yang tinggi diri. Pandanglah pasangan kita sebagai sahabat yang paling rapat. Kita dan dia hakikatnya satu. Ya, hati kita masih dua, tetapi dengan iman ia menjadi satu. Bukan satu dari segi bilangannya, tetapi satu dari segi rasa.

Sekali lagi, ingatlah satu hal, hanya dengan iman, takabur akan luntur dan cinta akan subur!.

Jika paku boleh berkarat, semen boleh retak, maka begitulah iman, ia juga akan naik dan menurun. Iman itu ada “virusnya”. Virus iman ialah ego (takabur). Jangan ada takabur, karena cinta pasti hancur. Orang takabur merasa dirinya lebih mulia dan pasangannya lebih hina. Jika demikian, manakah ada cinta? Cinta itu ibarat dua tangan yang saling bersentuhan. Tidak ada tangan yang lebih bersih. Dengan bersentuhan, keduanya saling membersihkan.

“Kau isteri, aku suami”, “Aku ketua, kau pengikutnya”, “Aku putuskan, kau hanya ikut saja”, “Jangan coba-coba menentang!”, begitulah ego dan rasa takabur itu. Akibat takabur, istri tak berkutik tanpa boleh bersuara. Sedikit bicara saja ia sudah dibentak. Senyap-senyap, isteri menyimpan rasa dendam. Suami ‘disabotase’ dalam diam. Tegur suami, dijawabnya acuh tak acuh. Senyum yang semula bak mawar akhirnya menjadi tawar dan hambar. Perlahan-lahan, jarak hati semakin jauh dan cinta semakin rapuh.

Ada pula isteri yang tak kalah ego. Tidak jarang meninggikan suara. Kesalahan suami yang sedikit saja bisa menjadi urusan panjang. Anak-anak ditelantarkan dan dapur dibiarkan berserakan. “Rasakan akibatnya jika berani menentang aku,” bagitu dalam hatinya.

“Mengaku salah tidak sekali. Minta maaf, pantang sekali,” begitu istilah Malaysia bagi orang yang enggan mengaku salah dan tidak mahu meminta maaf

Karena ego, pasangan suami-istri sering silap di luar batas. Suara yang meninggi, pintu yang di dihempaskan dengan kuat,atau hardikan pada sang isteri di hadapan anak-anak. Ada juga suami yang menghardik isteri di hadapan saudara bahkan tamunya yang datang.

Para istri juga punya ego. Mungkin karena merasa tidak sekuasa suami, atau tak memiliki keberanian, si isteri menunjukkan egonya dengan bermacam-macam-macam ragam. Mungkin karena tak ada kebaranian berkacak pinggang di depan suami, ia akan memalingkan badan dan mukanya ketika di tempat tidur.

Alhasil, cuaca rumah tangga menjadi muram. Rumah hanya jadi house tidak jadi home lagi. Tidak ada keceriaan, kehidupan dan manis dan kelembutan lagi. Semuanya bungkam. Ya, rumah (house) hanya sebuah bangungan yang didirikan dari bahan batu, kayu dan semen. Sementara rumah tangga (home) dibina dengan kasih sayang, cinta dan sikap saling menghormati.

Tidak ada rindu yang menanti suami ketika pulang dari bekerja. Tidak ada kasih yang hendak dicurahkan oleh suami kepada isteri yang menanti di rumah. Anak-anak tak lagi memiki kegairahan hidup.

Jaman sekarang disaat peradaban jauh dari nilai keislaman dan keimanan, dan banyaknya pemalingan dari nilai-nilai akidah, dimana kehidupan ini sebenarnya hanya milik Allah, kita semua harus senantiasa menjaga diri beserta keluarga, menghamba kepada Allah, memegang Qur'an dan Sunnah, ikutilan tuntunan Nabi dan para shahabatnya karena itulah cahaya, dan merekalah sepantasnya harus diikutin tanpa banyak nanya, mengeluh, dan merasa susah, karena itu karena mungkin kita kelamaan dijajah oleh jaman modernisasi yang bila tidak pintar-pintar memilah dan memilih kita senantiasa dalam kelalaian ini, padahal menjaga diri beserta keluarga itulah bagian dari ibadah, bagian dari kewajiban kita mengikuti hidayah Allah, sebagai bukti penyembahan dan kepatuhan seorang hamba kepada Robb-Nya didalam kehidupan yang fana ini. Sebar buat temen2 kita yang kisruh Rumah tangganya, kalo perlu di print buat bekel penguat juga gak pp, tulisan jangan didiemin aje, Insya Allah jadi wasilah sakinahnya Rumah tangga kite berkat keredhoan dan izin Allah SWT, aamiin..

-Tim Ustadz-


sumber 

Rabu, 27 Februari 2013

Bumbu Ukep Ayam

Assalamualaikum....
Hari ini saya mau bagi bagi ilmu tentang meng-ukep ayam. Karena saya suka banget makan kepala ayam, jadi bumbu ini biasanya buat kepala ayam goreng.
Langsung saja...

Bumbu halus:
4 bawang merah
2 bawang putih
1 kemiri
Sedikit merica, ketumbar,jinten, terasi
2 ruas jari Kunir
1 ruas jari Jahe
Garam secukup nya

Di parut:
Sejempol Laos

Cara:
Masukkan ayam ke wajan panas, masukkan bumbu halus dan laos yg telah di parut kasar. Tambahkan air secukupnya.tutup. Tunggu sampai air meresap. Sesekali ayamnya di balik balik biar rata.
Angkat. Dan goreng dengan api kecil. Goreng juga parutan laos di bumbu ukep tadi.
Hidangkan.

Silahkan mencoba. Jika ada pertanyaan silahkan komentar ya....??

Kamis, 21 Februari 2013

Resep sayur asem

Kali ini saya akan mengabadikan resep dari Ibu saya tercinta tentang sayur asem.. ingat bukan kurang asem loh ya? Hehe
Ok kita langsung saja....
Bahan:
3 buah wortel
1/2 buah waluh putih besar
1 buah krai yang kecil
Beberapa lembar sawi daging.
Semuanya potong seukuran.
Air kira2 1 setengah Ltr
Bumbu halus :
4 bawang merah
1 kemiri
1 cabe merah buang isinya
2 buah bawang putih di rajang
Setengah jempol laos di keprek
-Asam jangan lupa ya hehehehe


Cara:
Didihkan air, masukkan bumbu, asam dan bahan kcuali sawi daging. Tunggu sampai agak lunak, masukkan sawi tambai gula, garam dan penyedap. Cicipi. Kmudian angkat dan hidangkan.
Mudah bukan?? Silahkan mencoba. Jika ada masalah, silahkan komentar yang banyak hehe terima kasih.

Rabu, 23 Januari 2013

TERNYATA dia di DEKATKU…





Edo, teman sekelas Dita adalah seorang cowok yang lagi eksis saat ini. Mungkin bagi kaum hawa yang mengaguminya, Edo termasuk pria tampan, body tinggi tegap, ga gendut, ga pula krempeng. Hobby main voli, sekali dy nye-mash bikin para cewek klepek2. Tapi, bagi Dita, Edo adalah sesosok pria yang menjengkelkan, penuh dengan rayuan. Ya, Edo pintar dalam merayu cewek. Mulut dia seakan akan mampu menghipnotis kaum hawa, kecuali Dita.
            Bel pulang sekolah, melegakan hati Dita di hari ini. Dita stress dengan pelajaran fisika. Dy benci banget ma yang namanya fisika, saat Dita keluar kelas, Edo menyapa..
“hai Dit, makin cantik aja nich… pulang bareng siapa Dit?”
“Apaan sih Do? Jangan ganggu, terserah aq mau pulang ma siapa. ” jawab Dita agak ketus
“loh ditanya baik baik kq jawabnya gitu, ga baik loh terlalu benci ma aq, tar kamu malah fall in love ma aq, xixixiixixi” Edo malah cekikikan godain Dita,
Dengan wajah jutek, Dita cuekin Edo, & segera bergegas pulang. Saat sampai di pintu gerbang sekolah, dia berpapasan sama cowok yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
“Cowok tu siapa ya? Kq ga pernah liat? ” gumam Dita
“Ah,… siapa yang peduli, yang penting pulang dulu, capek..” lanjut Dita bergumam..
            Esok nya, Dita terlihat segar, dia penuh semangat. Mungkin karna tadi malam tidur Dita cukup.
“Pagi anak-anak….. hari ini Ibu kenalkan murid baru disini, namanya Yanuar, dia pindahan dari Kota Intan. Mari perkenalkan diri….” Kata Bu Isna (Guru Biologi yang menjadi wali kelas), sambil mempersilahkan Murid baru tsb masuk.
“Pagi semua……”  Yanuar mengawali
“Pageee…….!!!!” Jawab serentak 1 kelas.
“perkenalkan nama saya Yanuar, panggil saya Yanu ato Yanuar, saya pindahan dari sekolah Muhammadiyah Kota Intan. Terima kasih..”
“Okay, Yanu, silahkan duduk di tempat yang kosong….” Timpal Bu Isna
Kebetulan waktu itu Siska, teman sebangku Dita lagi ga masuk, alhasil Yanu pun duduk di samping Dita.
“ow, ternyata cowok yang aq lihat kmarin, tuh murid baru… hmm lumayan manis juga…”  ungkap dita dalam hati ma manggut2.
“hai siapa nama kamu?” tny Yanu sambil ngajakin salaman.
“Dita,… J
“Bagus ya nama kamu,….”
“ember… ” kata dita dalam hati
            Beberapa bulan kemudian, ga terasa Dita jadi akrab ma Yanu, dia orangnya asyik, ramah, sabar. Ga seperti Edo, yang sok ganteng, nyebelin. Hehe kq jadi penulisnya yang sebel…
“Dit, tar malam ada acra ga? qt jalan yuk?” ajak Yanu,..
“jalan? Jalan kemana?”
“ya sekedar cari udara malam, ma cuci mata hehe”
“ih,.. cuci mata paan? Kamu liat aq juga sm aja cuci mata :P”
“ narsis banget, yang ada tuh, liat kamu mata jd tambah sepet… wkwkwkwk”
“mending Cuma sepet, drpd liat kamu…. Mata berair terus hahahahaha”
“hah? Berair? Mksd kamu? Kamu sedih liat aq?”
“ya enggak gitu, liat kamu kayak liat cabe, pedes bikin mata berair….”
“awas kamu ya….” Yanu berlari ngejar Dita yg ninggalin dy..
Tanpa sadar, Dibalik dinding, (bukan cicak loh ya), diam diam Edo merhatikan mereka berdua yang keliatan akrab banget.
“hmmm…. Dita kq jadi akrab banget c ma Yanu, apa bagusnya Yanu? Aq lebih cakep dr dia, Dita ke aku ketus banget, beda ma Yanu, malah becanda2 gitu. BT liatnya….” Kata Edo dalam hati
Dirumah, Edo telpon HP Dita,
Tululit tululit…. (dering HP Dita)
“iya Hallo, …”
“Dit, aq Edo,kamu lgi ngapain Dit? Sibuk ya?”
Smbil mengerutkan dahi, Dita berfikir,.. eh tumben si Edo nelpon? Malam2 gni, ada apa nich?
“ Eh Edo, tumben kamu nelfon? Ga sibuk kq, lagi santai aja liat tv… ada apa nich?”
“ga ada apa2, cuman pgn nelfon kamu aja, …”
“dpt dari mana nmr HP aq Do?”
“td siank, nanya ke siska, …”
“ooo  gitu,…. Eh……. lalu?... “
“lalu apa dit?”
“iya lalu apa?”
“ehm… ehmm…” jawab Edo kebingungan..
“Dit,… aq liat,kamu makin akrab aja sama yanu,… suka ya kamu ma Yanu?” Lanjut Edo
“ehm, napa tny2 tu, bukan urusan kamu kan?”
“plis deh dit, skali aja kamu jgn ketus gitu donk ma aq,”
“ya kan emg bener tu bukan urusan kamu??”
“iya juga c, tp q pgn tau, km suka ya ma Yanu?”
“Edo,… masa’ aq harus jawab pertanyaan ga berkualitas dr kamu c, Udah deh jangan bahas itu, ga penting..” jawab Dita..
“eh, ngmg2  ada apa kq tiba2 aja km nanyain yanu c?”
“ga ada apa2, Cuma nanya aja kq.”
Begitulah telpon pertama Edo ke dita, di lanjutksn dgn basa basi ngomongin soal pelajaran.
Setelah tlp Edo dittp, wajah Dita menunjukkan wajah sumringah, ga nyangka akhirnya Edo tlp juga. Setelah lama sekali menunggu.
            Di sekolahan…
“hai Dita… sng bgt hr ini keliatannya?” Tanya Yanu..
“Yan, q mw cerita sesuatu nich ma kamu, soal pribadi”
“da pa dit?”
“Yan, menurut kamu, wajar ga kalo cewek bilang suka duluan ke cowok?”
Yanu yg sebenarnya ada rasa ke Dita jd Ge Er Duluan… ma senyum2, Yanu menjawab…
“ya wajarlah Dit,… emg siapa yg mw utara’in isi hati? Ehem ehem”
“ih Yanu,… sebenarnya……………”
“Sebenarnya apa dit? Kamu lg suka ma cowok?”
“He em” Dita mengangguk pelan
“Ciye ciye… sahabatq lagi fall in love nich… “ ga sadar Yanu pun jadi deg2an, berharap cowok yang dimaksud Dita adalah dirinya.
“kira2 siapa yg kamu suka Dit?”
“ssst jgn blg2 ya?”
“iya deh, beres…!”
“Yan, menurut kamu, Edo tu orgx gmn?”
Dueeerrrrrrrrr Yanu salah, ternyata Dita suka ma Edo.
“dit, pa q ga salah denger? Bukannya kamu benci banget ma Edo? Apa yg bikin kamu suka ma dia?”
“Yan,.. semakin aq benci ma dia, semakin aq perhatikan dia,.. ga tau, apa yang bikin aq suka ma dia,..”
“Jujur, q ga nyangka bgt km suka ma Edo, ngeliat tiap harinya u kykx ga suka bgt ma dy. Mungkin itulah nmnya cinta, bisa datang kapan aja, berwal dari benci kemudian berubah menjadi cinta… Dit, ga masalah kamu suka sm siapa aja, tapi kamu harus tau orang yang kamu sukai tuh orgnya gimana. Kamu tw kan mksdq? Edo, cowok playboy di skolahan ni. Pasti kamu tau itu kan?”
“iya, tp gmn aq terlanjur cinta ma dia… “ sambil merengek mau nangis
“udalah Dit, aq juga ga nglarang kamu kq, malahan aq dukung kamu sepenuhnya… walaupun nantinya kamu jadian sama Edo, aq kn tetap selalu ada buat kamu. Ok? “
“makasih ya Yan, km emg sahabatku yg baik bgt….”
            Sepulang sekolah, dita nyariin Edo,…
“kmn ya si edo? Kq ga nongol2 dr td?”
“DITA!!!!” teriak sisca mengejutkan Dita…
“Eh kamu sis,… kq blm pulang?”
“bukankah seharusnya aq nanya kamu? Biasanya kn km paling tepat waktu kalo pulang? Malah celingukan…. Nyari siapa Dit? “ Tanya Sisca
“ga nyari siapa2 kq…. Hehe” dita mencoba sembunyikan dr sisca
“yang bener Dit, drtd aq liat km kyk lagi nungguin seseorang….”
“sebenarnya, q emg lagi nungguin seseorang….”
“tuh kan, bener apa q bilang… nungguin siapa Dit? Cowok ya? Biar ku tebak.. pasti Yanuar… hehehe iya kan?”
“kamu sok tau sis, q bukan nungguin Yanuar…”
“ehmmm ehmmm aq tau aq tau… kapan hari, si Edo nanyain noper Hp kamu, jangan2 kamu lg nungguin Edo ya? Ciyeee ciyeeee…. Berharap juga ma si playboy kelas kakap macam Edo?”
“masalah buat loe??? Hahaha” ngeles Dita sambil pergi ninggalin sisca, disaat Dita berjalan menuju klr, disudut ruang, terlihat ada 2 org perempuan & laki2 di sana. Karna penasaran, Dita pelan2 mendekati mereka…..
“Hah!!! Edo berbuat yg tak senonoh ma adik kelas…..” ujar Dita dlm hati
“ternyta aq salah menyukai seseorang selama ini, bodoh banget, untung aja q blm untarain cinta…. “
Celomet Dita dgn beranjak pergi.
            Esok harinya….
“Dit,… gmn kmarin udh berhasil?” Tanya Yanuar
Ma cemberut Dita certain apa yang dlihat kmarin…
“secara emg Edo kan gt orangnya… udhlah jangan sedih….”
Tp Yanuar ngrasa saat itu adl saat yg tepat buat ungkapin isi hatinya…
“Dit, denger, km ga perlu sedih karna km gagal dapetin cowok yg kamu suka,..inget, masih ada aq yang selalu menemani kamu. Jujur ya Dit, sebenarnya, aq tuh sayang ma kamu, aq suka ma kamu. Kamu mau jd pacar aq?”
“Yanu……” ucap lirih Dita
“Ga km jwb sekarang pun gpp, yang penting kamu udh tw perasaan aq ke kamu…”
“Yan , selama ini kamu baik bgt ke aq, semestinya, yang pantas jd pcr aq adl kamu Yan….”
“Jadi….????” Tanya Yanu berharap
“Iya, aq mau jd pcr kamu….” Kata Dita sumringah
            Dan merekapun merajut kasih sampai di jenjang kuliah… usut pny usut, aslix Edo pun suka sama Dita, setelah Edo nelfon Dita pertama kali, Edo termakan hasutan Sisca. Jelek2in Dita, dibilang Dita doyan ma laki2 mana pun, dita seorang cewek bayaran,.. sok jutek buat nutupin aibnya. Sayang, edo kemakan omongan Sisca, pelampiasan Edo pun salah, dia makin gencar godain cewek2, terutama adik kelas, smp dibujuk rayu, di apa2in Edo pun mau. Tp itulah Edo, terlalu playboy, sekali menyukai perempuan, tp merasa gagal sebelum perang larinya ga jauh2, mainin cewek. Untung aja Dita ga  sm Edo.


******************************